Feat halimah
Kulontarkan pertanyaan yang sama untukmu pagi ini.
Kenapa masih saja mencintai tanah yang tinggi?
Kenapa suka menikmati dingin sambil menyesap kopi?
Apa hal-hal begitu tak terlalu membuatmu merasa sepi?
Dan seperti pagi yang lain, kamu masih saja geming.
masih tak ingin menjawab pertanyaan yang kurasa penting.
Jangan diam begini saja karena aku semakin meracau.
Menebak-nebak yang terjadi justru membuat segalanya semakin kacau.
Apakah kamu mendaki untuk melarikan diri?
Apa mungkin kamu menerjang bahaya untuk menguap rasa?
Ataukah kamu memang suka bagian dimana aku mengkhawatirkanmu secara berlebihan?
Kali ini kamu merangkulku sambil tertawa.
Yang kamu pikirkan sejujurnya tak bisa dirasionalkan, jawabmu.
Dan kamu menambahkan,
Tapi benar tentang aku yang pergi untuk melupakan luka.
Sungguh, aku memang tak sedang baik-baik saja.
Bantu aku menyembuhkannya.
Mengembalikan harapan yang entah kemana.
Sepertinya pergi ke puncak sendiri tak menghilangkan risau-ku sama sekali.
Kamu tau kenapa? Karena obatnya tertinggal disini.
Jadi, mau membantu mengobatiku dan menemani pendakianku berikutnya?
Ditulis dikelas 11 B yang lagi serius belajar fisika,dan kami dibangku pojok kelas justru ngayal kemana-mana
Ngga ada maksud apa apa, cuma iseng bikin sajak aja
Kalau ada yang ceritanya mirip, itu hanya kebetulan semata
Eh, tapi mungkin aja sih halimah baper
Thanks anyway, for read this random poem
Kulontarkan pertanyaan yang sama untukmu pagi ini.
Kenapa masih saja mencintai tanah yang tinggi?
Kenapa suka menikmati dingin sambil menyesap kopi?
Apa hal-hal begitu tak terlalu membuatmu merasa sepi?
Tanah yang tinggi mungkin membantumu memahami diri sendiri.
Tapi kurasa tak juga membantumu memaknai luka ini.
Melupakan luka, justru akan membuatnya semakin menganga.
Kau lupa, bahkan sepi-mu takkan sanggup menyembuhkan luka.
masih tak ingin menjawab pertanyaan yang kurasa penting.
Jangan diam begini saja karena aku semakin meracau.
Menebak-nebak yang terjadi justru membuat segalanya semakin kacau.
Kamu hanya harus menerima,
Luapan emosi akan membuatmu lebih nyata.
Justru bagiku, kedataran emosi dan ekspresimu
semakin membuatmu terlihat tidak baik-baik saja.
Kamu harus mencoba menghadapinya,
sunyi-mu justru akan memperkeruh semua.
Apa mungkin kamu menerjang bahaya untuk menguap rasa?
Ataukah kamu memang suka bagian dimana aku mengkhawatirkanmu secara berlebihan?
Kali ini kamu merangkulku sambil tertawa.
Yang kamu pikirkan sejujurnya tak bisa dirasionalkan, jawabmu.
Dan kamu menambahkan,
Tapi benar tentang aku yang pergi untuk melupakan luka.
Sungguh, aku memang tak sedang baik-baik saja.
Bantu aku menyembuhkannya.
Mengembalikan harapan yang entah kemana.
Sepertinya pergi ke puncak sendiri tak menghilangkan risau-ku sama sekali.
Kamu tau kenapa? Karena obatnya tertinggal disini.
Jadi, mau membantu mengobatiku dan menemani pendakianku berikutnya?
Ditulis dikelas 11 B yang lagi serius belajar fisika,dan kami dibangku pojok kelas justru ngayal kemana-mana
Ngga ada maksud apa apa, cuma iseng bikin sajak aja
Kalau ada yang ceritanya mirip, itu hanya kebetulan semata
Eh, tapi mungkin aja sih halimah baper
Thanks anyway, for read this random poem
0 komentar :
Posting Komentar