Yang menyadari dan menemukan

-Officially an AFS-er-

'Kamu baru benar-benar berangkat, saat kamu udah duduk dipesawat'

Selogan itu sangat familiar bagi para AFSer, bagi saya sendiri, kalimat itu selalu berhasil menjadi pengkontrol ekspektasi saya. Bukan berarti jadi pesimis, tetap optimis, tapi realistis. Sadar akan menemui kemungkinan-kemungkinan tak terduga didepan sana, simplenya, jadi sadar diri. Karena ketidakpastian adalah satu hal yang pasti disini.
Misal, saat saya sudah lolos seluruh tahap dan sudah mendapatkan penempatan negara, kepastian berangkat sudah sekitar 70%. Tapi saya selalu ingat bahwa 30% sisanya bisa saja merubah semuanya. Dengan kalimat itu saya tidak mudah bertenang diri, lah wong saya belum dipesawat kok udah tenang, bisa jadi berangkat, bisa jadi tidak.
Setiap ditanya siapa saja, 'kapan berangkat ke china?' saya selalu sungkan menjawab, karena bagi saya, sebelum saya duduk dipesawat, semuanya penuh ketidakpastian.

Makanya, saat menginjakkan kaki di Singapore Airlines hari itu, 18 Agustus 2016 bandara Soetta terminal 2D. Saya masih tidak juga yakin ini nyata. Duduk di pesawat saya linglung, sepanjang flight saya diam, transit di singapore saya merenung. Karena akhirnya, setelah perjuangan sekian lama, setelah peluh-tangis dan segala usaha yang saya kerahkan. Akhirnya hari ini, saya bisa berbisik pada diri saya sendiri.
I'm officially an AFS er.

Anehnya, saya tidak sesenang yang saya kira. Saya senang, saya sangat senang, namun saat itu lebih dominan khawatir. Karena saya semakin faham dan sadar. Perjalanan ini tidak akan mudah, setelah turun dari pesawat nanti saya tidak hanya menjadi 'oase anak abi' saja, tapi 'oase anak abi yang pelajar exchange dari indonesia dan muslimah'. Cukup jelas memaparkab saya akan turun membawa tanggung jawab besar, bukanhanya atas nama pribadi ataupun keluarga lagi, tapi atas nama negara, agama dan kemanusiaan.

I'm officially an AFS-er, and i realized it would'nt be easy. Hingga langkah kaki saya pertama kali menginjakkan kaki di China, saya tau ini tidak akan mudah, tapi apa lagi yang bisa saya lakukan? Saya hanya harus menghadapinya. Maka, saya berjanji akan berjuang sekuat tenaga, membuat satu tahun ini menjadi meaningful dan tentu saja wonderful.

In the name of Allah,
Bismillah.

Harbin.