Menyenangkan . Disini tak memandang itu siapa dan dari mana , yang jelas kami sama sama mencari kebesaran-Nya .
Mendaki itu ibarat
perjalanan hidup . Miniatur hidup .
Kita sama sama
berjuang melawan rasa sakit , kesal , lelah untuk menggapai titik puncak kita .
Melalui banyak rintangan , bimbang ketika rasa lelah menyerang , berubah egois
ketika keadaan mencekam . Begitulah , mendaki membantu kita menelusuri ,
mempelajari , menyadari dan memperbaiki perjalanan hidup kita , atau malah
sikap kita .
Mendaki membantu kita bercemin .
Sadar atau tidak
sadar , segala sikap yang kita ambil ketika mendaki mencerminkan sifat asli
kita , memperlihatkan sikap yang kita ambil ketika menemuinya di kehidupan
nyata .
Mendaki itu mirip cinta , keduanya sulit
dijelaskan . Kita bertahan dari rasa sakit untuk kebahagiaan menemukan diri sendiri
di tengah alam-Nya .
Mendaki membantu kita bersyukur .
Mendaki menyadarkan
kita betapa kerdil kita di tengah semesta ini , menyadari bahwa tak ada yang
lebih menabjubkan dari ciptaan-Nya , dan sekali lagi menyadari bahwa kita benar
benar kecil dimata-Nya
gunung prau , dieng .
‘’ jika hidup hanya sekedar hidup ,
Babi hutan pun hidup , jika bekerja sekedar
bekerja , kera pun bekerja “
-buya hamka-
‘’ jika hisup hanya sekedar hidup ,
Babi hutan pun hidup , jika bekerja sekedar
bekerja , kera pun bekerja “
-buya hamka-
Jika siapa dirimu bergantung terhadap apa yang kamu miliki , dan apa yang kamu miliki itu hilang , lalu , siapa dirimu ?
''Gagal adalah ketika kamu berhenti bermimpi ,
dan kehilangan harapan harapanmu .
bukan ketika target target mu meleset ,bukan.
Gagal adalah ketika kamu kehilangan
semangatmu untuk bangkit , ketika kamu takut untuk bermimpi , itulah arti gagal
sebenarnya''